Mungkin ini akibat jalan2 terus tiap hari selama long week-end 17 Agustusan kemaren, akibatnya hari Senin Daffa pun mulai pilek. Tadinya Ibu sempat takut juga akan begini, krn sebulan yg lalu pun Daffa sakit gara2 jalan2 terus sama Ibu tiap sore. Tapi Ibu pd aja soale khan perginya gak naik angkot kek waktu itu, tapi pake si “whitey”. Tiba2 hari Minggu malam badannya panas, tapi hari Senin-nya dia masih maksa pergi sekolah. Kebetulan persediaan obat panasnya masih ada, dan setelah minum obat itu panasnya agak turun, malahan sudah mulau berkeringat. Tapi pas malamnya mulai panas lagi, dan besok siangnya turun, dia juga gak mau makan, minum susu pun cuma sedikit. Akhirnya Ibu bawa Daffa ke dokter hari Selasa, karena menurut temen Ibu di kantor, kalo suhu badan naik turun gituh sama dgn gejala penyakit thypus dan demam berdarah. Ternyata menurut dr. Soenanto SpA, Daffa hanya terkena virus aja, dikasih obat aja juga sembuh. Tapi setelah minum obat dari dokter jam 11 malam, suhu badannya naik lagi, malahan sampai menggigil segala. Hasilnya malam itu qta semua termasuk Oma gak bisa tidur karena ngejagain Daffa. Ibu pun telepon ke apotek 24 jam nanya tentang efek dari obat yg Daffa minum. Dan orang apotek bilang, sejauh ini belum ada yg melaporkan mengenai efek samping dari obat tsb dgn kata lain obat itu gak ada efek samping & dosisnya rendah. Tapi besokannya Daffa masih tetep panas, padahal biasanya baru minum 1 kali obat dari dokter panasnya sudah langsung turun.
Akhirnya malamnya (Rabu) Daffa pun dibawa lagi ke dr. Johan Edwin SpA, who knows we will get a second opinion. Dokter Johan pun meriksa Daffa lebih teliti lagi. Ternyata ketahuan sama dia bahwa amandel Daffa membengkak dan di kiri kanan ada bercak putih, menurut dia ini gejalanya sama dengan penyakit diphteri. Bercak putih itulah yg bikin Daffa gak bisa makan dan minum. Tapi khan Daffa sudah diimunisasi DPT (Diphteri Pertusis Tetanus), harusnya dia gak kena penyakit itu dunk. Dokter Johan pun bilang kalo dia juga gak yakin itu diphteri, krn kalo diphteri bercaknya warna kuning bukan putih. Untuk meyakinkan dokter Johan menyarankan supaya Daffa dirawat di rumah sakit, tujuannya supaya bisa diambil sample bercak putih tsb utk mendiagnosa apakah itu diphteri atau bukan. Ibu gak setuju, Ibu minta supaya dikasih cara lain saja, yaitu dgn terapi obat. Dokter pun gak maksa, dia kasih obat dengan dosis yg lebih tinggi, tapi harus diawasi, kalau terlihat nafasnya sedikit saja sesak harus segera dibawa ke rumah sakit. Alhamdulillah ternyata besokannya Daffa sudah membaik. Suhu badannya sudah kembali normal, sudah mau makan pula. Alhamdulillah ternyata dia gak terkena penyakit diphteri yg ternyata adalah penyakit cukup gawat di dunia.
Sekitar dua minggu setelah kejadian itu, tiba2 suhu badan Daffa naik lagi, tanpa didahului oleh batuk pilek atau sakit lainnya. Ibu coba kasih obat dengan sisa obat panas sebelumnya. Tapi hasilnya masih seperti itu, beberapa saat setelah minum obat, suhu badannya turun, tapi beberapa jam kemudian naik lagi. Akhirnya Ibu bawa lagi ke dr. Soenanto, SpA, dan hasilnya lagi2 hanya karena virus dan virus tsb menyerang di saat kondisi Daffa sedang gak fit. Tapi krn 2 hari kemudian keadaannya gak berubah, akhirnya di hari ketiga Ibu bawa lagi si Daffa ke dr. Johan SpA. Jawabannya masih sama, akibat virus, dan mungkin raut kekhawatiran kelihatan jelas di wajah Ibu, jadinya dokter pun bilang kalau sampai besok panasnya belum turun juga, mendingan langsung di test darah.
Wah kebayang deh kek apa tuh test darah. Keknya kasihan banged kalau Daffa harus melewati rangkaian panjang itu. Tapi alhamdulillah, ternyata Daffa gak harus melaluinya, at least not for now, karena suhu badannya sudah turun lagi dan terus stabil dalam posisi normal. Daffa kelihatannya memang gak boleh capek dulu. Jd Ibu dan Bapak pun bilang ke dia bahwa utk beberapa minggu ini qta gak usah jalan2 dulu, sampai keadannya betul2 fit. Daffa pun paham tuh. Dia juga udh paham bahwa dia gak boleh minum air dingin, apapun bentuknya, dia paham gak boleh makan sembarangan, dia paham kalau sakit itu malahan bikin dia gak bisa sekolah, gak bisa main, dan gak bisa jalan2.
Akhirnya malamnya (Rabu) Daffa pun dibawa lagi ke dr. Johan Edwin SpA, who knows we will get a second opinion. Dokter Johan pun meriksa Daffa lebih teliti lagi. Ternyata ketahuan sama dia bahwa amandel Daffa membengkak dan di kiri kanan ada bercak putih, menurut dia ini gejalanya sama dengan penyakit diphteri. Bercak putih itulah yg bikin Daffa gak bisa makan dan minum. Tapi khan Daffa sudah diimunisasi DPT (Diphteri Pertusis Tetanus), harusnya dia gak kena penyakit itu dunk. Dokter Johan pun bilang kalo dia juga gak yakin itu diphteri, krn kalo diphteri bercaknya warna kuning bukan putih. Untuk meyakinkan dokter Johan menyarankan supaya Daffa dirawat di rumah sakit, tujuannya supaya bisa diambil sample bercak putih tsb utk mendiagnosa apakah itu diphteri atau bukan. Ibu gak setuju, Ibu minta supaya dikasih cara lain saja, yaitu dgn terapi obat. Dokter pun gak maksa, dia kasih obat dengan dosis yg lebih tinggi, tapi harus diawasi, kalau terlihat nafasnya sedikit saja sesak harus segera dibawa ke rumah sakit. Alhamdulillah ternyata besokannya Daffa sudah membaik. Suhu badannya sudah kembali normal, sudah mau makan pula. Alhamdulillah ternyata dia gak terkena penyakit diphteri yg ternyata adalah penyakit cukup gawat di dunia.
Sekitar dua minggu setelah kejadian itu, tiba2 suhu badan Daffa naik lagi, tanpa didahului oleh batuk pilek atau sakit lainnya. Ibu coba kasih obat dengan sisa obat panas sebelumnya. Tapi hasilnya masih seperti itu, beberapa saat setelah minum obat, suhu badannya turun, tapi beberapa jam kemudian naik lagi. Akhirnya Ibu bawa lagi ke dr. Soenanto, SpA, dan hasilnya lagi2 hanya karena virus dan virus tsb menyerang di saat kondisi Daffa sedang gak fit. Tapi krn 2 hari kemudian keadaannya gak berubah, akhirnya di hari ketiga Ibu bawa lagi si Daffa ke dr. Johan SpA. Jawabannya masih sama, akibat virus, dan mungkin raut kekhawatiran kelihatan jelas di wajah Ibu, jadinya dokter pun bilang kalau sampai besok panasnya belum turun juga, mendingan langsung di test darah.
Wah kebayang deh kek apa tuh test darah. Keknya kasihan banged kalau Daffa harus melewati rangkaian panjang itu. Tapi alhamdulillah, ternyata Daffa gak harus melaluinya, at least not for now, karena suhu badannya sudah turun lagi dan terus stabil dalam posisi normal. Daffa kelihatannya memang gak boleh capek dulu. Jd Ibu dan Bapak pun bilang ke dia bahwa utk beberapa minggu ini qta gak usah jalan2 dulu, sampai keadannya betul2 fit. Daffa pun paham tuh. Dia juga udh paham bahwa dia gak boleh minum air dingin, apapun bentuknya, dia paham gak boleh makan sembarangan, dia paham kalau sakit itu malahan bikin dia gak bisa sekolah, gak bisa main, dan gak bisa jalan2.
No comments:
Post a Comment