Monday, October 27, 2008

Akhir Perjalanan si “Whitey” Bersama Kami

Dan, inilah hari terakhir perjalanan kami bersama mobil putih kesayangan kami, peninggalan almarhum Papa kami, yaitu si “Whitey”. Walaupun pembicaraan mengenai mengganti si Whitey dengan yang lebih bagus sudah ada sejak tahunan kemaren, tapi tetap aja hari terakhir ini terasa begitu tiba-tiba dan begitu cepat.

Ketika akhirnya minggu lalu kami sepakat untuk menjual mobil putih yang sudah menemani keluarga kecil kami (minus Papa tentunya), selama 4 tahun 3 bulan ini, aku gak nyangka mobil itu bisa terjual secepat ini. Dalam tiga hari ini, banyak orang yang datang untuk melihat dan mengajukan penawaran. Padahal kami hanya minta bantuan seorang montir bengkel langganan kami untuk mengiklankan mobil kami ini. Ternyata jelek2 gitu, si Whitey peminatnya banyak juga. Hari Senin sore ini, di tengah guyuran hujan deras, Oma dan sang montir, bernegosiasi cukup alot dengan si calon pembeli. Adalah seorang ibu yang berniat membelikan mobil untuk anaknya. Sementara calon pembeli lain antri menunggu di luar dgn sabar. Oma, dengan bantuan qta lewat telepon, secara qta berdua masih otw dari kerjaan, tetap bersikeras gak mau berubah dari harga penawaran qta yg sudah “harga passss…..” banget. Walaupun dia sudah menunjukkan ke qta segepok uang yg dia bawa utk bikin qta nurunin harga, tapi Oma tetap cuek. Si Ibu itu pun menyerah pulang dan masuklah calon pembeli yang sudah antri tadi. Orang ini masih terhitung tetangga sama qta, kerjaannya memang jual beli mobil, dan dia pun setuju dgn penawaran qta, secara kondisi mobil udh dia lihat siang sebelumnya. Setelah semuanya ok dengan harga yang udah passss…. banget itu, si pembeli itu pun pulang utk ambil uangnya. Sementara qta di rumah siap2in semua dokumen yg akan qta kasihkan ke dia.

Dan sekitar pukul 20.00, si Whitey pun resmi pindah tangan ke pemiliknya yg baru. Dgn pemilik baru ini, si Whitey akan di make over semuanya, cat diganti full body, mesin2 semuanya dibetulin, setelah itu si Whitey akan kembali di obral….. Tiba2 kok terasa ada sesuatu yg mendadak hilang di rumah ini, untungnya si Whitey masih dibolehkan nginep semalam di rumah qta secara qta kudu selamatkan dulu barang2 pribadi qta yg ada di dalam. Sebetulnya Oma udh ingetin qta utk beresin sewaktu qta mulai obral, tapi qta pikir paling juga masih lama lah… jadi ya beneran qta gak nyangka bisa secepat ini. Apalagi pas qta sama2 bersihin isinya, qta berdua plus Daffa, tau2 air mata udah ngalir aja gitu di pipi. Si Daffa jadi ikutan sedih kan tuh… hikshikshiks.. Soalnya si Whitey udah ajak qta kemana2 sih, penuh dgn suka dan duka. Spontan qta putuskan utk muter2 keliling sama si Whitey utk yg terakhir kalinya. Ditengah rintik hujan, di malam yg dingin, qta bertiga sama2 diam di dalam mobil putih ini menikmati saat2 terakhir qta jalan sama si Whitey.


Special thanks for Bapak, who already take care of our precious car, who always drive it carefully, took us anywhere we want, so this car is still survive.

Saturday, October 25, 2008

Jalan-jalan ke Yogya

Nah… ini sih sebetulnya bukan cerita baru, cuma memang belum sempat aja di posting. Padahal banyak loh ceritanya, tapi kalo kudu diceritain satu2 and detail pula, nyerah deh.
Mendingan dikasih photo-photonya aja ya, as people says a picture can tell more than a thousand words. Eniwei, jadi liburan bulan Juni-July kemarin, Daffa diajak jalan2 ke tempat Om Mel di Yogya. Berhubung dia kepengen banged naik kereta, you know lah, Daffa is train’s number one big fans, jadi qta berangkat naik kereta tut tut… Oma pasti ikut, secara Oma dan Daffa tuh udah satu paket, nah kenapa Ibu ikutan juga… Alasannnya karna Ibu gak mau melewatkan special moment, yaitu pertamakalinya si Daffa naik kereta api tut tut yg beneran hehehe…

Qta berangkat hari Sabtu tgl 28 Juni jam 08.00 pagi dengan kereta bisnis Taksaka. Selama perjalanan Daffa gak bisa duduk tenang, dia jalan2 terus dari ujung ke ujung, sekali-kali sih mau lihat2 pemandangan, tapi trus jalan2 lagi. Ibu cuma ikutan jalan2 di Yogya selama 3 hari, hari ke-4nya Ibu udah naik kereta Taksaka lagi menuju Jakarta. Sedangkan Daffa dan Oma nerusin liburannya bareng Om Mel, Tante Lusi dan Adik Naura. Selama Ibu disana, hari Minggu qta jalan2 ke Malioboro (pastinya dong..), trus hari Seninnya ke Taman Kyai Langgeng, lanjut ke Candi Borobudur. Pas Ibu pulang hari Selasa pagi, Daffa sengaja diajak jalan dulu main sepeda bareng Naura, jadi dia gak lihat Ibu pergi, another tactic to avoid tears and screaming between us. Sempet juga Daffa telepon bilang kalo dia mau jalan2 ke Solo naik kereta api. Tapi pas dia sudah sampai di stasiun Tugu, Om Mel juga udah beli tiket, Daffa malahan ngebatalin jalan2 ke Solo-nya, alasannya karna lihat kereta api yg ke Solo itu jalannya cepat banget. Daffa takut ngedenger suara kereta api yg cepat, yg suaranya menggelegar seisi stasiun gituh.

Daffa dan Oma pulang lagi ke Jakarta dua minggu kemudian yaitu hari Sabtu tgl 12 July, khan hari Seninnya mau masuk sekolah lagi. Pas ketemu Ibu di stasiun Grambir, Daffa keluar dari kereta sudah dgn linangan air mata. Eh kenapa koq malahan nangis??? Ternyata dia berharap pas keluar dari kereta dia langsung ketemu sama Ibu, secara di telepon sebelumnya Ibu janji ke dia akan jemput di stasiun. Tapi ternyata qta harus cari2an dulu beberapa saat dan itu bikin dia kecewa & sedih banged karna gak langsung ketemu Ibu hehehe…. Trus gimana kesan2nya si Def naik kereta api tut tut? Gak disangka, jawabannya justru bikin agak bingung ya, Def gak mau naik kereta api lagi karna jalannya terlalu cepat, dia maunya jalannya pelan2 aja… gubraks!