Dan, inilah hari terakhir perjalanan kami bersama mobil putih kesayangan kami, peninggalan almarhum Papa kami, yaitu si “Whitey”. Walaupun pembicaraan mengenai mengganti si Whitey dengan yang lebih bagus sudah ada sejak tahunan kemaren, tapi tetap aja hari terakhir ini terasa begitu tiba-tiba dan begitu cepat.
Ketika akhirnya minggu lalu kami sepakat untuk menjual mobil putih yang sudah menemani keluarga kecil kami (minus Papa tentunya), selama 4 tahun 3 bulan ini, aku gak nyangka mobil itu bisa terjual secepat ini. Dalam tiga hari ini, banyak orang yang datang untuk melihat dan mengajukan penawaran. Padahal kami hanya minta bantuan seorang montir bengkel langganan kami untuk mengiklankan mobil kami ini. Ternyata jelek2 gitu, si Whitey peminatnya banyak juga. Hari Senin sore ini, di tengah guyuran hujan deras, Oma dan sang montir, bernegosiasi cukup alot dengan si calon pembeli. Adalah seorang ibu yang berniat membelikan mobil untuk anaknya. Sementara calon pembeli lain antri menunggu di luar dgn sabar. Oma, dengan bantuan qta lewat telepon, secara qta berdua masih otw dari kerjaan, tetap bersikeras gak mau berubah dari harga penawaran qta yg sudah “harga passss…..” banget. Walaupun dia sudah menunjukkan ke qta segepok uang yg dia bawa utk bikin qta nurunin harga, tapi Oma tetap cuek. Si Ibu itu pun menyerah pulang dan masuklah calon pembeli yang sudah antri tadi. Orang ini masih terhitung tetangga sama qta, kerjaannya memang jual beli mobil, dan dia pun setuju dgn penawaran qta, secara kondisi mobil udh dia lihat siang sebelumnya. Setelah semuanya ok dengan harga yang udah passss…. banget itu, si pembeli itu pun pulang utk ambil uangnya. Sementara qta di rumah siap2in semua dokumen yg akan qta kasihkan ke dia.
Dan sekitar pukul 20.00, si Whitey pun resmi pindah tangan ke pemiliknya yg baru. Dgn pemilik baru ini, si Whitey akan di make over semuanya, cat diganti full body, mesin2 semuanya dibetulin, setelah itu si Whitey akan kembali di obral….. Tiba2 kok terasa ada sesuatu yg mendadak hilang di rumah ini, untungnya si Whitey masih dibolehkan nginep semalam di rumah qta secara qta kudu selamatkan dulu barang2 pribadi qta yg ada di dalam. Sebetulnya Oma udh ingetin qta utk beresin sewaktu qta mulai obral, tapi qta pikir paling juga masih lama lah… jadi ya beneran qta gak nyangka bisa secepat ini. Apalagi pas qta sama2 bersihin isinya, qta berdua plus Daffa, tau2 air mata udah ngalir aja gitu di pipi. Si Daffa jadi ikutan sedih kan tuh… hikshikshiks.. Soalnya si Whitey udah ajak qta kemana2 sih, penuh dgn suka dan duka. Spontan qta putuskan utk muter2 keliling sama si Whitey utk yg terakhir kalinya. Ditengah rintik hujan, di malam yg dingin, qta bertiga sama2 diam di dalam mobil putih ini menikmati saat2 terakhir qta jalan sama si Whitey.
Ketika akhirnya minggu lalu kami sepakat untuk menjual mobil putih yang sudah menemani keluarga kecil kami (minus Papa tentunya), selama 4 tahun 3 bulan ini, aku gak nyangka mobil itu bisa terjual secepat ini. Dalam tiga hari ini, banyak orang yang datang untuk melihat dan mengajukan penawaran. Padahal kami hanya minta bantuan seorang montir bengkel langganan kami untuk mengiklankan mobil kami ini. Ternyata jelek2 gitu, si Whitey peminatnya banyak juga. Hari Senin sore ini, di tengah guyuran hujan deras, Oma dan sang montir, bernegosiasi cukup alot dengan si calon pembeli. Adalah seorang ibu yang berniat membelikan mobil untuk anaknya. Sementara calon pembeli lain antri menunggu di luar dgn sabar. Oma, dengan bantuan qta lewat telepon, secara qta berdua masih otw dari kerjaan, tetap bersikeras gak mau berubah dari harga penawaran qta yg sudah “harga passss…..” banget. Walaupun dia sudah menunjukkan ke qta segepok uang yg dia bawa utk bikin qta nurunin harga, tapi Oma tetap cuek. Si Ibu itu pun menyerah pulang dan masuklah calon pembeli yang sudah antri tadi. Orang ini masih terhitung tetangga sama qta, kerjaannya memang jual beli mobil, dan dia pun setuju dgn penawaran qta, secara kondisi mobil udh dia lihat siang sebelumnya. Setelah semuanya ok dengan harga yang udah passss…. banget itu, si pembeli itu pun pulang utk ambil uangnya. Sementara qta di rumah siap2in semua dokumen yg akan qta kasihkan ke dia.
Dan sekitar pukul 20.00, si Whitey pun resmi pindah tangan ke pemiliknya yg baru. Dgn pemilik baru ini, si Whitey akan di make over semuanya, cat diganti full body, mesin2 semuanya dibetulin, setelah itu si Whitey akan kembali di obral….. Tiba2 kok terasa ada sesuatu yg mendadak hilang di rumah ini, untungnya si Whitey masih dibolehkan nginep semalam di rumah qta secara qta kudu selamatkan dulu barang2 pribadi qta yg ada di dalam. Sebetulnya Oma udh ingetin qta utk beresin sewaktu qta mulai obral, tapi qta pikir paling juga masih lama lah… jadi ya beneran qta gak nyangka bisa secepat ini. Apalagi pas qta sama2 bersihin isinya, qta berdua plus Daffa, tau2 air mata udah ngalir aja gitu di pipi. Si Daffa jadi ikutan sedih kan tuh… hikshikshiks.. Soalnya si Whitey udah ajak qta kemana2 sih, penuh dgn suka dan duka. Spontan qta putuskan utk muter2 keliling sama si Whitey utk yg terakhir kalinya. Ditengah rintik hujan, di malam yg dingin, qta bertiga sama2 diam di dalam mobil putih ini menikmati saat2 terakhir qta jalan sama si Whitey.
Special thanks for Bapak, who already take care of our precious car, who always drive it carefully, took us anywhere we want, so this car is still survive.
No comments:
Post a Comment