Hari ini adalah hari keempat sejak terjadinya gempa bumi di Yogyakarta tgl 27 May 2006. Sabtu pagi yang seharusnya damai itu tiba2 dikejutkan oleh gunjangan yg cukup keras yg kemudian baru diketahui oleh penduduk setempat sbg gempa bumi.
Bagiku, Yogyakarta adalah kampung halaman kedua, krn disanalah kakak tercintaku, Melodia, menetap bersama Lusi istrinya & anaknya, Naura Amelia Zahra (9 months). Sabtu itu juga seharusnya menjadi hari yg damai bagiku di Jakarta, krn masih dalam suasana liburan panjang. Aku dan Daffa sudah bangun sejak pukul 8 pagi. Ini memang kebiasaan kami kalau libur, bangun tidur paling cepat adalah pukul segitu. Kami masih asyik nonton acara musik & kartun di tv sambil tidur2an, sementara Bapak malah masih tidur beneran. Tiba2 telp berdering... Seperti biasa Daffa yg lari duluan & mengangkat telp. Pas aku ambil ternyata terdengar di sana suara Melodi. Sempat juga aku bertanya2 dlm hati, kok tumben ya dia nelp pagi2 begini. Sambil setengah berteriak dia berkata "Nin, Nina, di sini gempa, Nin!" Langsung aku bingung, krn di tv gak ada berita apa2 mengenai itu. Melodi bilang gempa dimulai pukul 05.55 pagi tadi, yg jelas aja mengejutkan hampir semua orang krn masih pagi, masih tidur, masih liburan pula! Melodi membonceng Lusi & mertuanya sambil menggendong Naura. Dia hanya membawa uang lima ribu rupiah, besin motor pun tinggal sedikit. Kalaupun bw uang lebih utk beli bensin, percuma aja toh pom bensinnya gak buka krn listik mati. Untungnya handphone masih dia bawa. Issue Tsunami segera aja bikin orang tambah panik. Gempa pun masih berulang lagi pukul 10.00 dan terus berulang gempa2 kecil yg setelah dihitung kira2 mencapai 250-an kali.
Aku pun segera mencari beritanya di tv. Breaking News Metro TV pukul 08.30 pagi itu pun mulai memberitakan gempa tsb lengkap dgn gambarnya. Gempa itu merupakan type gempa tektonik yang berasal dari Samudera Hindia dgn skala 5.9 richter. Jadi bukan dari Gunung Merapi yg selama ini sudah kita takuti & kita sdh siap2 untuk itu. Aku terhenyak karena ternyata gempanya begitu besar, hampir semua bangunan hancur & orang2 meninggal krn tertimpa bangunan. Aku pun mulai panik. Mama juga. Keluarga di Padang pun mulai menelpon ke rumah, menanyakan kabar Melodi. Kami kesulitan menghubunginya, hanya bisa menunggu dia yg menghubungi. Pukul 10.00 Melodi menelpon lagi, katanya dia sudah kembali ke rumah & mendapati dinding rumahnya retak2, dinding dapur rumah Lusi pun rubuh. Alhamdulillah, mereka semua selamat. Kami pun mulai tenang tapi tetap memantau berita tsb di tv sampai tengah malam. Malam Minggu itu Melodi sekeluarga & tetangga2 tidur di teras & tenda2, ditambah lagi dengan hujan. Lengkap sudah penderitaan mereka. Untungnya listrik di wilayahnya sudah hidup kembali sehingga mereka tidak tidur dalam kegelapan. Sementara sampai sekarang daerah yg paling rusak parah, Bantul, masih gelap gulita, bantuan makanan pun belum sampai di sana.
Minggu pagi Melodi mulai mengantre bensin & bahan2 makanan di Hero. Dia kembali bilang bhw mereka baik2 saja. Sampai hari ini sudah lebih dari 5 ribu orang yg meninggal. Ini adalah bencana alam terbesar kedua setelah gempa & tsunami di Aceh dua tahun yg lalu yg menewaskan 170.000 orang. Semoga mereka sabar & ikhlas menerima cobaan ini. Bela sungkawa yg sangat dalam kami haturkan utk Yogyakarta tercinta.
Bagiku, Yogyakarta adalah kampung halaman kedua, krn disanalah kakak tercintaku, Melodia, menetap bersama Lusi istrinya & anaknya, Naura Amelia Zahra (9 months). Sabtu itu juga seharusnya menjadi hari yg damai bagiku di Jakarta, krn masih dalam suasana liburan panjang. Aku dan Daffa sudah bangun sejak pukul 8 pagi. Ini memang kebiasaan kami kalau libur, bangun tidur paling cepat adalah pukul segitu. Kami masih asyik nonton acara musik & kartun di tv sambil tidur2an, sementara Bapak malah masih tidur beneran. Tiba2 telp berdering... Seperti biasa Daffa yg lari duluan & mengangkat telp. Pas aku ambil ternyata terdengar di sana suara Melodi. Sempat juga aku bertanya2 dlm hati, kok tumben ya dia nelp pagi2 begini. Sambil setengah berteriak dia berkata "Nin, Nina, di sini gempa, Nin!" Langsung aku bingung, krn di tv gak ada berita apa2 mengenai itu. Melodi bilang gempa dimulai pukul 05.55 pagi tadi, yg jelas aja mengejutkan hampir semua orang krn masih pagi, masih tidur, masih liburan pula! Melodi membonceng Lusi & mertuanya sambil menggendong Naura. Dia hanya membawa uang lima ribu rupiah, besin motor pun tinggal sedikit. Kalaupun bw uang lebih utk beli bensin, percuma aja toh pom bensinnya gak buka krn listik mati. Untungnya handphone masih dia bawa. Issue Tsunami segera aja bikin orang tambah panik. Gempa pun masih berulang lagi pukul 10.00 dan terus berulang gempa2 kecil yg setelah dihitung kira2 mencapai 250-an kali.
Aku pun segera mencari beritanya di tv. Breaking News Metro TV pukul 08.30 pagi itu pun mulai memberitakan gempa tsb lengkap dgn gambarnya. Gempa itu merupakan type gempa tektonik yang berasal dari Samudera Hindia dgn skala 5.9 richter. Jadi bukan dari Gunung Merapi yg selama ini sudah kita takuti & kita sdh siap2 untuk itu. Aku terhenyak karena ternyata gempanya begitu besar, hampir semua bangunan hancur & orang2 meninggal krn tertimpa bangunan. Aku pun mulai panik. Mama juga. Keluarga di Padang pun mulai menelpon ke rumah, menanyakan kabar Melodi. Kami kesulitan menghubunginya, hanya bisa menunggu dia yg menghubungi. Pukul 10.00 Melodi menelpon lagi, katanya dia sudah kembali ke rumah & mendapati dinding rumahnya retak2, dinding dapur rumah Lusi pun rubuh. Alhamdulillah, mereka semua selamat. Kami pun mulai tenang tapi tetap memantau berita tsb di tv sampai tengah malam. Malam Minggu itu Melodi sekeluarga & tetangga2 tidur di teras & tenda2, ditambah lagi dengan hujan. Lengkap sudah penderitaan mereka. Untungnya listrik di wilayahnya sudah hidup kembali sehingga mereka tidak tidur dalam kegelapan. Sementara sampai sekarang daerah yg paling rusak parah, Bantul, masih gelap gulita, bantuan makanan pun belum sampai di sana.
Minggu pagi Melodi mulai mengantre bensin & bahan2 makanan di Hero. Dia kembali bilang bhw mereka baik2 saja. Sampai hari ini sudah lebih dari 5 ribu orang yg meninggal. Ini adalah bencana alam terbesar kedua setelah gempa & tsunami di Aceh dua tahun yg lalu yg menewaskan 170.000 orang. Semoga mereka sabar & ikhlas menerima cobaan ini. Bela sungkawa yg sangat dalam kami haturkan utk Yogyakarta tercinta.
No comments:
Post a Comment